Selasa, 08 Januari 2013

Teknik Jarimatika

misalkan tangan kanan menunjukkan satuan
Tangan Kanan:
 - Telunjuk dibuka = 1
 - (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 2
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis) dibuka = 3
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) dibuka = 4
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) ditutup + Jempol dibuka = 5
 - (Jempol + Telunjuk) dibuka = 6
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 7
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis) dibuka = 8
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis + Kelingking) dibuka = 9
misalkan tangan kiri menunjukkan puluhan
 Tangan Kiri:
 - Telunjuk dibuka = 10
 - (Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 20
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis) dibuka = 30
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) dibuka = 40
 - (Telunjuk + Jari Tengah + Jari manis + Kelingking) ditutup + Jempol dibuka = 50
 - (Jempol + Telunjuk) dibuka = 60
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah) dibuka = 70
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis) dibuka = 80
 - (Jempol + Telunjuk + Jari Tengah + Jari Manis + Kelingking) dibuka = 90 

Jumat, 14 Desember 2012

Matematika yang Kreatif dan Menyenangkan

Mengapa orang tua dan pendidik harus mempunyai cara yang kreatif untuk mengajarkan matematika kepada anak atapun kepada peserta didiknya?
Usia anak - anak adalah masa di mana manusia membutuhkan banyak keceriaan, keriangan, dan bermain. Untuk itu dengan menggunakan metode belajar yang kreatif dan inivatif diharapkan anak akan senang dan antusias untuk belajar matematika.

Berikut beberapa aktifitas yang mungkin dapat dipraktekkan di kelas:

1.  Dramatisasi
Ajaklah anak-anak berpura-pura berada di sebuah bola atau kotak, merasakan sisi-sisinya, ujung-ujungnya, dan sudutnya dan menyandiwarakan secara sederhana masalah aritmatika seperti: Tiga katak melompat dalam kolam dsb.
2. Menggunakan anggota tubuh anak-anak. 
Menyarankan agar anak-anak menunjukkan berapa banyak kaki, mulut, dan sebagainya. Ketika diminta untuk menampilkan “tiga tangan,” mereka akan menanggapi dengan protes keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang mereka memiliki (“membuktikan”) ini. Kemudian mengajak anak-anak untuk menampilkan nomor dengan jari, dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa usia Kamu?” Kemudian siswa diminta menunjukkan angka yang diminta guru. Selain itu guru menampilkan angka dalam berbagai cara (misalnya, menunjukkan lima dengan tiga pada jari tangan kiri dan dua di jari tangan kanan).

3. Permainan. 
Melibatkan anak-anak bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukan matematika dalam berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakan bentuk simetris dan bangunan, membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli di toko, menunjukkan anak-anak permainan membeli dan menjual mainan atau benda kecil lainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.

4. Menggunakan mainan. 
Mendorong anak-anak untuk menggunakan “adegan” dan mainan untuk simulasi kejadian nyata, seperti tiga mobil di jalan, atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di atas tanah.

5. Menggunakan cerita anak-anak. 
Bercerita tentang sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya.

6. Gunakan kreativitas alami anak. 
Menggali ide anak tentang matematika harus didiskusikan dengan mereka. Misal seorang anak 6 tahun ditanya begini: “Pikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka itu dengan lima. Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka itu”. “Wow, itu 5 angka lebih besar yang kamu tahu”.


Read more: http://www.uniknih.com/2012/07/cara-mengajar-matematika-yang-kreatif.html#ixzz2F23WBcoe

cara membuat matematika mudah dan menyenangkan

Sulitnya mengajari anak belajar matematika karena selama ini metode yang digunakan hanya sekadar menghafal rumus dan cenderung membosankan. Banyak yang beranggapan, belajar matematika itu sulit, membingungkan, tidak menyenangkan, dan membuat pusing kepala. Padahal, belajar matematika itu sangat penting bagi anak karena dibutuhkan dalam segala aspek di kehidupan sehari-hari. 
Tidak hanya pengajaran menghitung cepat dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, metode ini juga menyampaikan pengertian tentang bilangan itu sendiri, konsep dasar matematika juga geometri. Ditambah dengan buku-buku dan alat peraga, belajar matematika dengan teknik ini membuat anak makin betah. 
Yang paling penting dalam pengajaran matematika adalah dengan cara yang asyik dan menyenangkan sehingga membuat betah karena seperti sedang bermain. Dengan begitu, lama-lama anak menjadi cepat paham. Selama ini banyak yang tidak suka matematika karena sulit dan membosankan.

Senin, 03 Desember 2012

Cepat Hafal Perkalian Dasar

Cepat hafal perkalian dasar adalah salah satu kunci keberhasilan belajar matematika di tingkat sekolah dasar. Murid biasanya akan dikenalkan konsep perkalian bahwa 2 x 3 itu bermakna 3 + 3 dan bukan 2 + 2 + 2 walaupun keduanya memberikan hasil akhir yang sama. Menghafalkan perkalian dasar memudahkan mereka untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan baik dalam materi bilangan maupun dalam materi lainnya.
Namun tak bisa dipungkiri banyak sekali murid yang tidak menghafal perkalian dasar. Penyebabnya biasanya karena malas atau tidak merasa membutuhkan. Untuk menghadapi hal seperti ini, sebagai guru, saya selalu memberi target mereka untuk menghafalkan perkalian dasar secara perlahan. Setiap kali mereka datang, satu persatu murid harus setor hafalan mereka. Saya akan menanyakan satu per satu. Jika sudah hafal perkalian 2, maka di pertemua selanjutnya mereka harus menyetor perkalian 3. Begitu seterusnya. Lama kelamaan. masing-masing murid akan hafal perkalian dasar.
Untuk memancing suasana, bisa membuat suasana lomba hafalan perkalian. Modelnya seperti cerdas cermat gitu. Masing-masing murid akan diberi sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan perkalian dasar. Selain itu adapula pertanyaan rebutan. Biasanya murid akan antusias mengikuti dan termotivasi untuk hafal perkalian dasar.
Jika peserta banyak, bisa membaginya dalam beberapa kelompok. Setiap juara kelompok akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang akhir. Tentu saja, tak lupa menyediakan hadiah-hadiah kecil sebagai penambah semangat. Biasanya berupa permen, penganan kecil, alat tulis, gantungan kunci maupun benda-benda lainnya. Yang penting murah dan meriah agar para siswa antusias dalam menghitung perkalian.


Minggu, 02 Desember 2012

Misteri Bilangan Lubang Hitam : 123

Dalam astronomi dan fisika, kita mengenal adanya suatu fenomena alam yang sangat menarik yaitu lubang hitam (black hole). Lubang hitam adalah suatu entitas yang memiliki medan gravitasi yang sangat kuat sehingga setiap benda yang telah jatuh di wilayah horizon peristiwa (daerah di sekitar inti lubang hitam), tidak akan bisa kabur lagi. Bahkan radiasi elektromagnetik seperti cahaya pun tidak dapat melarikan diri, akibatnya lubang hitam menjadi “tidak kelihatan”.

Ternyata, dalam matematika juga ada fenomena unik yang mirip dengan fenomena lubang hitam yaitu bilangan lubang hitam. Bagaimana sebenarnya bilangan lubang hitam itu? Mari kita bermain-main sebentar dengan angka.

Coba pilih sesuka hati Anda sebuah bilangan asli (bilangan mulai dari 1 sampai tak hingga). Sebagai contoh, katakanlah 141.985. Kemudian hitunglah jumlah digit genap, digit ganjil, dan total digit bilangan tersebut. Dalam kasus ini, kita dapatkan 2 (dua buah digit genap), 4 (empat buah digit ganjil), dan 6 (enam adalah jumlah total digit). Lalu gunakan digit-digit ini (2, 4, dan 6) untuk membentuk bilangan berikutnya, yaitu 246.

Ulangi hitung jumlah digit genap, digit ganjil, dan total digit pada bilangan 246 ini. Kita dapatkan 3 (digit genap), 0 (digit ganjil), dan 3 (jumlah total digit), sehingga kita peroleh 303. Ulangi lagi hitung jumlah digit genap, ganjil, dan total digit pada bilangan 303. (Catatan: 0 adalah bilangan genap). Kita dapatkan 1, 2, 3 yang dapat dituliskan 123.

Jika kita mengulangi langkah di atas terhadap bilangan 123, kita akan dapatkan 123 lagi. Dengan demikian, bilangan 123 melalui proses ini adalah lubang hitam bagi seluruh bilangan lainnya. Semua bilangan di alam semesta akan ditarik menjadi bilangan 123 melalui proses ini, tak satu pun yang akan lolos.

Tapi benarkah semua bilangan akan menjadi 123? Sekarang mari kita coba suatu bilangan yang bernilai sangat besar, sebagai contoh katakanlah 122333444455555666666777777788888888999999999. Jumlah digit genap, ganjil, dan total adalah 20, 25, dan 45. Jadi, bilangan berikutnya adalah 202.545. Lakukan lagi iterasi (pengulangan), kita peroleh 4, 2, dan 6; jadi sekarang kita peroleh 426. Iterasi sekali lagi terhadap 426 akan menghasilkan 303 dan iterasi terakhir dari 303 akan diperoleh 123. Sampai pada titik ini, iterasi berapa kali pun terhadap 123 akan tetap diperoleh 123 lagi. Dengan demikian, 123 adalah titik absolut sang lubang hitam dalam dunia bilangan.

Namun, apakah mungkin saja ada suatu bilangan, terselip di antara rimba raya alam semesta bilangan yang jumlahnya tak terhingga ini, yang dapat lolos dari jeratan maut sang bilangan lubang hitam, sang 123 yang misterius ini?

TENTANG MATEMATIKA

MATEMATIKA ASYIK

Dalam benak saya, apa ada kepanjangan Matematika, selama ini yang diketahui kebanyakan orang. Matematika merupakan kepanjangan dari MAkin TEkun MAkin TIdak KAbur, Karena siapa saja yang dalam kesehariannya rajin dan tekun dalam belajar matematika baik itu mengerjakan soal-soal latihan, memahami konsep hingga aplikasinya maka dipastikan mereka akan mampu memahami materi secara tuntas.

Beberapa penyebab fobia matematika di antaranya adalah yang mencakup penekanan belebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan atau berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi dalam proses belajar-mengajar matematika, dan penekanan berlebihan pada prestasi individu. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal ini, peran guru sangat penting. Karena begitu pentingnya peran guru dalam mengatasi fobia matematika, maka pengajaran matematika pun harus dirubah. Jika sebelumnya, pengajaran matematika terfokus pada hitungan aritmetika saja, maka saat ini, guru-guru harus meningkatkan kemampuan siswa dalam bernalar dengan menggunakan logika matematis.

Fakta menunjukkan, tidak sedikit siswa sekolah yang masih menganggap matematika adalah pelajaran yang bikin “stress”, membuat pikiran bingung, menghabiskan waktu dan cenderung hanya mengotak-atik rumus yang tidak berguna dalam kehidupan. Akibatnya, matematika dipandang sebagai ilmu yang tidak perlu dipelajari dan dapat diabaikan. Selain itu, hal ini juga didukung dengan proses pembelajaran di sekolah yang masih hanya berorientasi pada pengerjaan soal-soal latihan saja. Hampir belum pernah dijumpai proses pembelajaran matematika dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata.